Tuesday, November 16, 2010

ANAK PEMALAS

Dikisahkan, sebuah keluarga mempunyai anak semata wayang.

Ayah dan ibu sibuk bekerja dan cenderung memanjakan si anak dengan

berbagai fasilitas. Hal tersebut membuat si anak tumbuh menjadi anak

yang manja, malas, dan pandai berdalih untuk menghindari segala

macam tanggung jawab. Setiap kali si ibu menyuruh membersihkan

kamar atau sepatunya sendiri, ia dengan segera menjawab, "Aaaah Ibu.

Kan ada si bibi yang bisa mengerjakan semua itu. Lagian, untuk apa

dibersihkan, toh nanti kotor lagi." Demikian pula jika diminta untuk

membantu membersihkan rumah atau tugas lain saat si pembantu

pulang, anak itu selalu berdalih dengan berbagai alasan yang tidak

masuk akal.



Ayah dan ibu sangat kecewa dan sedih melihat kelakuan

anak tunggal mereka. Walaupun tahu bahwa seringnya memanjakan

anaklah yang menjadi penyebab sang anak berbuat demikian. Mereka

pun kemudian berpikir keras, bagaimana cara merubah sikap si anak?

Mereka pun berniat memberi pelajaran kepada anak tersebut. Suatu hari,

atas kesepakatan bersama, uang saku yang rutin diterima setiap hari,

pagi itu tidak diberikan. Si anak pun segera protes dengan kata-kata

kasar, "Mengapa Papa tidak memberiku uang saku? Mau aku mati

kelaparan di sekolah ya?" Sambil tersenyum si ayah menjawab, "Untuk

apa uang saku, toh nanti habis lagi?"Demikian pula saat sarapan pagi,

dia duduk di meja makan tetapi tidak ada makanan yang tersedia. Anak

itu pun kembali berteriak protes, "Ma, lapar nih. Mana makanannya?

Aku buru-buru mau ke sekolah." "Untuk apa makan? Toh nanti lapar

lagi?" jawab si ibu tenang.

Sambil kebingungan, si anak berangkat ke

sekolah tanpa bekal uang dan perut kosong. Seharian di sekolah, dia

merasa tersiksa, tidak bisa berkonsentrasi karena lapar dan jengkel. Dia

merasa kalau orangtuanya sekarang sudah tidak lagi menyayanginya.

Pada malam hari, sambil menyiapkan makan malam, sang ibu berkata,

"Anakku. Saat akan makan, kita harus menyiapkan makanan di dapur.

Setelah itu, ada tanggung jawab untuk membersihkan perlengkapan

kotor. Tidak ada alasan untuk tidak mengerjakannya dan akan terus

begitu selama kita harus makan untuk kelangsungan hidup. Sekarang

makan, besok juga makan lagi. Hari ini mandi, nanti kotor, dan harus

juga mandi lagi. Hidup adalah rangkaian tanggung jawab, setiap hari

harus mengulangi hal-hal baik. Jangan berdalih, tidak mau melakukan

ini itu karena dorongan kemalasan kamu. Ibu harap kamu mengerti." Si

anak menganggukkan kepala, "Ya Ayah-Ibu, saya mulai mengerti. Saya

juga berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi."

Salam Sansevieria
world of Sansevieria
Sansevieria Jaya
Sansevieria, Salam satu Jiwa











































0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Monggo dikomen gan! Blog ini Dofollow!